JAKARTA - Awal '90-an, perkembangan mesin mulai merambat ke sistem bahan bakar injeksi, lantas sistem pengapian pun semakin canggih dan berkembang terus hingga kini. Tetapi dibandingkan dengan mesin bensin, dapur pacu peminum solar boleh dibilang mengalami perkembangan sangat drastis selama 20 tahun terakhir ini.
Mulai dari sistem pembakaran tak langsung, kemudian menjadi direct injection, teknologi yang diterapkan pada mesin diesel terus melesat dengan menerapkan peranti-peranti peningkat tenaga, dan tentunya menjadi semakin efisien soal penggunaan bahan bakar.
Untuk mesin bensin, perkembangan yang cukup mencolok seperti berikut.
MULTIPOINT INJECTION
Teknologi ini membuat mesin menjadi lebih efisien dengan menggunakan satu injektor untuk tiap silindernya. Injektor bensin langsung menyemprotkan kabut bensin ke dalam ruang bakar. Efeknya, pengabutan lebih sempurna pada tiap silinder, dengan suplai bensin yang lebih sedikit, konsumsi bahan bakar pun lebih irit.
HLA (HIDRAULIC LASH ADJUSTER)
Peranti ini menggantikan sistem penyetelan kerenggangan celah katup. Membuat kerenggangan katup selalu berada dalam kondisi sesuai dengan kebutuhan mesin. Digerakkan oleh sistem hidraulis, di mana tekanan oli menjadi penyetel tiap pendorong katupnya. Otomatis, perawatan pun lebih minim terhadap mesin yang mengadopsi sistem ini.
MULTIVALVE
Di akhir '80 an memang sudah diterapkan pada beberapa mesin dengan katup lebih dari 2 pada tiap silindernya. Namun, perkembangannya menjadi lebih meluas lagi dengan menggunakan 4 buah katup per silinder. Efeknya, suplai bahan bakar maupun gas buang menjadi lebih banyak dan bisa tersalurkan dengan optimal.
Ditambah lagi, dengan adanya variable valve timing, yaitu waktu buka/tutup katup yang disesuaikan dengan putaran mesin. Berbagai macam nama diberikan untuk sistem ini, seperti VANOS pada BMW, kemudia VVT-i dan VTEC. Tentu, meski pada prinsipnya sama, cara kerja masing-masing ada yang berbeda satu sama lainnya.
DIRECT FIRE
Pada sistem pengapian, penggunaan distributor tidak lagi menjadi favorit. Pengapian langsung alias direct fire menjadi pilihan lebih optimal. Memang pada perkembangannya, dua silinder dipicu oleh sebuah koil.
Kemudian, pada perkembangan berikutnya, tiap koil langsung terhubung dengan busi pada tiap silindernya, sehingga percikan api untuk sang pemantik alias busi terjadi secara langsung dan menjadi lebih efisien untuk pembakaran.
Sementara di mesin diesel, perkembangannya pun cukup mengalami lonjakan, bahkan belakangan bentuknya tak ubahnya mesin bensin.
Mulai dari sistem pembakaran tak langsung, kemudian menjadi direct injection, teknologi yang diterapkan pada mesin diesel terus melesat dengan menerapkan peranti-peranti peningkat tenaga, dan tentunya menjadi semakin efisien soal penggunaan bahan bakar.
Untuk mesin bensin, perkembangan yang cukup mencolok seperti berikut.
MULTIPOINT INJECTION
Teknologi ini membuat mesin menjadi lebih efisien dengan menggunakan satu injektor untuk tiap silindernya. Injektor bensin langsung menyemprotkan kabut bensin ke dalam ruang bakar. Efeknya, pengabutan lebih sempurna pada tiap silinder, dengan suplai bensin yang lebih sedikit, konsumsi bahan bakar pun lebih irit.
HLA (HIDRAULIC LASH ADJUSTER)
Peranti ini menggantikan sistem penyetelan kerenggangan celah katup. Membuat kerenggangan katup selalu berada dalam kondisi sesuai dengan kebutuhan mesin. Digerakkan oleh sistem hidraulis, di mana tekanan oli menjadi penyetel tiap pendorong katupnya. Otomatis, perawatan pun lebih minim terhadap mesin yang mengadopsi sistem ini.
MULTIVALVE
Di akhir '80 an memang sudah diterapkan pada beberapa mesin dengan katup lebih dari 2 pada tiap silindernya. Namun, perkembangannya menjadi lebih meluas lagi dengan menggunakan 4 buah katup per silinder. Efeknya, suplai bahan bakar maupun gas buang menjadi lebih banyak dan bisa tersalurkan dengan optimal.
Ditambah lagi, dengan adanya variable valve timing, yaitu waktu buka/tutup katup yang disesuaikan dengan putaran mesin. Berbagai macam nama diberikan untuk sistem ini, seperti VANOS pada BMW, kemudia VVT-i dan VTEC. Tentu, meski pada prinsipnya sama, cara kerja masing-masing ada yang berbeda satu sama lainnya.
DIRECT FIRE
Pada sistem pengapian, penggunaan distributor tidak lagi menjadi favorit. Pengapian langsung alias direct fire menjadi pilihan lebih optimal. Memang pada perkembangannya, dua silinder dipicu oleh sebuah koil.
Kemudian, pada perkembangan berikutnya, tiap koil langsung terhubung dengan busi pada tiap silindernya, sehingga percikan api untuk sang pemantik alias busi terjadi secara langsung dan menjadi lebih efisien untuk pembakaran.
Sementara di mesin diesel, perkembangannya pun cukup mengalami lonjakan, bahkan belakangan bentuknya tak ubahnya mesin bensin.
Sistem multikatup, penyaluran bahan bakar lebih sempurna(kiri). Katup variabel, bukaan klep sesuai putaran mesin(kanan)
Direct Injection
Mirip mesin bensin, pada peminum solar pun mengubah sistem pasokan bahan bakarnya. Kali ini menggunakan sistem injeksi langsung pada ruang bakar. Tentu ini berkat teknologi nozzle injektor yang mampu bekerja dengan tekanan tinggi, sehingga semprotan solar ke dalam ruang bakar menjadi kabut sangat halus.
Penggunaan ECU sebagai manajemen mesin juga diterapkan, pada sistem yang dinamai common-rail, sejenis fuel rail pada mesin bensin yang menyalurkan bahan bakar agar disemprotkan pada tiap nosel injektor di tiap silindernya.
VGT (VARIABLE GEOMETRI TURBO)
Turbocharger pada mesin diesel memang sudah lama diaplikasi, tujuannya tentu memanfaatkan gas buang untuk meningkatkan performa mesin. Nah, dengan perkembangan turbin ini, sistem VGT memungkinkan direduksinya turbo-lag.
VGT, menggunakan sirip-sirip di dalam rumah keong yang bisa mengatur bukaannya sesuai putaran mesin. Efeknya, tarikan akan terus berlangsung optimal pada tiap putaran. (mobil.otomotifnet.com)
Mirip mesin bensin, pada peminum solar pun mengubah sistem pasokan bahan bakarnya. Kali ini menggunakan sistem injeksi langsung pada ruang bakar. Tentu ini berkat teknologi nozzle injektor yang mampu bekerja dengan tekanan tinggi, sehingga semprotan solar ke dalam ruang bakar menjadi kabut sangat halus.
Penggunaan ECU sebagai manajemen mesin juga diterapkan, pada sistem yang dinamai common-rail, sejenis fuel rail pada mesin bensin yang menyalurkan bahan bakar agar disemprotkan pada tiap nosel injektor di tiap silindernya.
VGT (VARIABLE GEOMETRI TURBO)
Turbocharger pada mesin diesel memang sudah lama diaplikasi, tujuannya tentu memanfaatkan gas buang untuk meningkatkan performa mesin. Nah, dengan perkembangan turbin ini, sistem VGT memungkinkan direduksinya turbo-lag.
VGT, menggunakan sirip-sirip di dalam rumah keong yang bisa mengatur bukaannya sesuai putaran mesin. Efeknya, tarikan akan terus berlangsung optimal pada tiap putaran. (mobil.otomotifnet.com)
Penulis : Ben | Editor : Bagja | Fotografer : Ben
0 komentar:
Posting Komentar